Thursday, November 8, 2012

The Lion Hawk : A Wimpy Family, Bab 5



Young Dominiqueaku pulang dengan hati yang amat kesal. Saat pelajaran tadi yang kudengar hanya keheningan, aku berlari ke kamar mandi dan mengurung diri selama pelajaran pertama usai. Dan, saat aku kembali kedalam kelas, tak ada satupun teman-temanku yang merasa bersalah.
Hari ini, aku berhasil kabur. Lagi. Dari Holly dan kelompoknya. Greg dan Eshtell kutinggalkan begitu saja. Masih dalam hati yang amat kesal, aku menendang kerikil yang ada didepan kakiku, berkali-kali sampai akhirnya aku sampai di rumah Aunt Kathleen.
Aku berlari kekamarku dan langsung mengurung diri dikamar, berkali-kali aunt Kathleen mengetuk pintu kamarku, dan akhirnya, Dia menyerah. Memang, tindakanku ini seperti anak kecil, Well, Aku memang masih kecil bukan? Umurku baru 9 tahun.
“..Kringgggg, Kringgggg, Kringggg..” suara telepon dikamarku berbunyi. Kuambil gagang telepon itu.
“Halo?”
Keheningan. Hening. Hening. Hening. Tak ada suara apapun keluar dari mulut si penelepon kecuali suara nafasnya.
“Okay. Aku tak punya banyak waktu. Silahkan telepon aku kapan-kapan lagi. Bye..” tepat saat aku akan menutup telepon itu, ada suara keluar dari dalam telepon. “Domi?” bisiknya. Well, Lelaki ternyata.
“Ya. Ini siapa?”
“Ingat aku? Raf..–—Bip.” Shitttt..! Lelaki ini sepertinya hanya ingin bermain-main di telepon saja denganku.
       -oOo-
Sial apa tidak? Aku meninggalkan Greg dirumah dan pergi kesekolah sendirian. Kali ini, tak ada Eshtell, yang membantuku untuk bersembunyi dari Holly dan Kelompoknya. Okay. Aku pasrah jika holly ingin balas dendam padaku. Aku berjalan Tenang layaknya murid-murid lain yang ingin masuk kesekoah, Saat aku pura-pura menganggap mereka tak ada, Ghalette—Anak buah Holly—melabrakku.
“Hai, Indigo.” Sergah Ghalette.
Please, sudah kubilang aku bukan Indigo!” Bentakku. Otomatis Holly maju dan Menyuruh Ghalette Untuk mundur.
“Hey Indigo, Ini saatnya aku membalas dendam padamu.” Suaranya, terdengar lembut. Dan kau tau apa artinya Lembut untuk Holly? Mematikan. “Ayo. Adele, Ghalette, Tarik dia! Dan, kau, Jessie, Cyntia, Ambil barang yang kita perlukan!”

Dominique“Hei.” Sapaku saat sampai dimejanya. Dia menyuruhku duduk dibangkunya dan aku menerimanya dengan lapang dada. Didepanku kini, anak berambut cokelat kehitaman yang sekelas denganku kemarin, duduk dengan anak berambut cokelat gelap yang sepertinya lebih pendek beberapa sentimeter darinya. Disamping kananku Genevie duduk dengan lelaki berambut cokelat terang. Dua anak perempuan yang melihatku tak karuan itu duduk berdua. Veruca, dengan seseorang yang ‘sepertinya’ kembarannya duduk dibelakangku. Oh Tuhan, mengapa harus hari ini aku terjebak dalam kelompok mereka..
Mr.Daybrick mengajak kami untuk pergi ke Taman Flora dan Fauna minggu depan. Untuk mengamati tumbuhan langka yang ada disana. Sedangkan untuk Faunanya, Well, Mungkin seperti kebun binatang yang ada di Missouri. Mungkin.
Bel akhir pelajaran berbunyi. Aku merapihkan buku-bukuku dan bergegas menuju kelas berikutnya.
“apa kelasmu yang selanjutnya?” Tanya Daniella seraya merapihkan buku-bukunya juga.
“Hemm, Pemerintahan.” Entah kenapa aku justru bingung dalam Middle school sudah diajarkan Pemerintahan. Biasanya, dikelas sepuluh atau sebelas tingkat High School lah pelajaran itu baru dipelajari.
“Hey, aku, Edelaine dan Veruca juga. Baiklah, ayo.”

Aku, Daniella, Veruca, dan Mungkin disebelah Veruca adalah Edelaine, pergi kekelas selanjutnya. Dikelas itupun, Aku duduk semeja dengan Daniella. Dibelakang kami, Veruca dan Edelaine. Guru kami belum datang, jadi ada kesempatan untuk Daniella, Veruca, dan Edelaine bercakap-cakap. Mereka sepertinya asyik bertiga. Dan aku tak tahu apa yang harus aku cakapkan pada mereka. Jadi aku hanya menghadap kedepan—Karena Daniella menghadap kebelakang—membaca buku paketku.
“Hey, Domi. Mari, gabung dengan kami.” Ajak Daniella. Terpaksa aku harus berbalik kebelakang. Veruca dan Edelaine tersenyum kepadaku dan aku membalas senyum mereka.
Yang kulakukan hanya diam. Pecundang. Habisnya aku tak tahu harus berbicara apa dengan mereka. Dan, kulihat, Edelaine yang sedang bertumpu pada kedua tangannya, hanya menjadi obat nyamuknya Veruca dan Daniella seperti aku, Hell, kukira dia juga ikut asyik dengan mereka berdua. Jadi, selagi masih ada kesempatan, inilah saat yang tepat untuk aku berinteraksi.
“Hei, kau Edelaine?” sapaku memulai percakapan kami berdua sembari mengulurkan tanganku kearahnya.
Dia tersenyum kepadaku, “Ya.” Jawabnya meraih tanganku. Oh, tidak. Tangan lebih dingin daripada Veruca.
“Hey, Spesies apa kau? Tanganmu lebih dingin dari Veruca.” Bisikku ditelinganya.
“Aku Werewolf Hybrid, Domi. Tanganku dingin karena bakatku bisa membekukan apapun.” Tawa Edelaine. Aku ingin melontarkan Leluconku, Tapi tepat saat itu juga, Mrs.Mace datang dan memulai pelajaran.

 “Kau harus semeja dengan kami mulai sekarang!” Geram Veruca. Saat kami berjalan ke Kafetaria.
“Kenapa?” tanyaku sedikit bingung. “Bagaimana dengan Sasha?”
“karena memang anak-anak The Lion Hawk harus bersama.” Jawab Edelaine. “Kau bisa mengajaknya bersama kami.”
“Baiklah.” Tapi, daritadi aku sama sekali tak melihat Sasha dan Kameranya. “Hei, Veruca. Kau potografer sekolah inikan? Aku sebenarnya mendaftar di kelas Potografer juga, tadi pagi.”
“Benarkah?!” teriak Veruca tak percaya. “Tak ada murid baru yang ingin menjadi Potografer belakang ini. Dan, itu berarti, potografer di La Push Reservation bertambah menjadi 3 orang! Oh, Well, apakah kau punya kameranya?”
“Ya. Hadiah Natalku. Sony seri Alpha 200. Dan Kamera kesayanganku dari Aunt Kathleen, Leica M8.”
“Punyaku Casio EX-FH20.”
“Oh, Please, jangan membahas kamera. Aku tak mengerti.” Geram Edelaine.

Kami sampai dimeja yang biasa diduduki anak-anak The Lion Hawk. Daniella sudah menceritakan semuanya tentang the lion hawk. Semuanya.
“Ini, kita tambah satu kursi untukmu, Domi.” Kata Daniella sembari mengambil kursi kosong. Aku duduk di kursi itu dan mencari Sasha. Dimana dia?
Baru kami yang sampai dimeja ini. Yang lain sepertinya masih dalam kelas. Sampai akhirnya kulihat Mereka, dengan alletha dan Allena juga, menghampiri Meja ini.
“Hai Domi.” Sapa Alletha. Sembari duduk dibangkunya. Allena tersenyum kepadaku. Yang lain menatapku tak karuan. Apalagi Genevie yang masih menatapku Tajam.
“Hei Dane, ternyata ini kembaranmu.” Ucap lelaki berambut cokelat terang yang tadi duduk dengan Genevie. “Castiel Call. Ketua The Lion Hawk.”
“Halo, Sean Clearwater. Kembaran Edelaine.” Sambut anak lelaki yang duduk dengan anak lelaki berambut Cokelat yang sekelas denganku kemarin. Well, sean.
“Hei, Dominique. Verona Littlesea. Kembaran Veruca. Maaf, aku Netra.” Sambut seseorang dari sebelah Veruca.
“Roxanne Call. Adik Castiel dan Genevie. Seangkatan dengan Alletha dan Allena. Senang bertemu denganmu, sister.” Roxanne memberiku senyuman manisnya. Semanis bunga kesukaanku, Primrose.
“Aku Szevarine Black. Anggap saja aku kakakmu. Well, Black dan Lahote sudah seperti adik kakak, ‘kan?” sapa Szevarine. Aku mengangguk sembari tersenyum kepadanya.
“Genevie Call.” Sambut Genevie seraya memerhatikan kuku-kuku jari tangannya. Dia sama sekali tak melirikku. Apalagi mengulurkan tangannya kearahku.
“Rafael..” seru seseorang disebelahku. Dia anak yang sekelas denganku kemarin. “…Black.”
Wait. Rafael Black? Apakah dia yang meneleponku 5 tahun yang lalu itu?
“Hallo..” Sambutku.

 “Aaaaaaaaaaaaakkkkkkkkhhhhhhhhhhh!!!!!!”
Teriak seseorang mensunyikan seanterio Kafetaria dari Kamar mandi laki-laki. Kami semua, anak-anak The Lion Hawk, buru-buru menghampiri lelaki yang berteriak itu.
“ada apa, Justin?” Tanya Rafael.
“Wanita, bersimbah darah. Tergeletak di kamar mandi, Raf.” Ucapnya ketakutan. Wanita? Bersimbah darah? Aku buru-buru masuk ke kamar mandi itu. Itu.. Itu.. Tidak Mungkin! Dia.. Dia sasha!
Oh tidak. Tidak. Tidak. Sasha.. Sasha.. Sasha! Oh God! Tak mungkin!
“Sasha..” Isakku bertunduk mendekati Mayat Sasha. “Sasha..”
“Semuanya, Tolong keluar darisini.” Teriak Castiel dari ambang pintu. “Kami akan menyelesaikannya.”
“Kenapa bisa begini dengannya?” Tanya Rafael yang ikut bertunduk mendekati mayat Sasha  diseberangku.
“Hei, Lihat. Dileher kanannya. Itu bekas gigitan.” Seru Veruca. Serontak semua anak-anak melihat leher Sasha. Dan, benar! Itu bekas gigitan. Tapi mana mungkin ada Vampir Masuk kedalam sekolah ini?
“Mungkin saja, Dom.” Jawab Genevie. Hell, kenapa dia bisa membaca pikiranku?! “Aku punya bakat sebagai Imitator, jadi aku bisa membaca pikiranmu. Aku juga yang membuat anak buah Messalla mejerit kesakitan.”
“kau memakai Bakat Aunt Jane, ‘kan?” Tanya Castiel. Genevie hanya membalas pertanyaan itu dengan mengangguk.
“Errgggg. Baiklah. Lalu, siapa Vampir itu?” tanyaku kembali.
“Aku tak tau. Aku tak menemukan satu pikiranpun tentang pembunuhan ini. Sepertinya Sasha digigit kemarin. Wait, apakah Sasha bilang padamu dia akan berlama disini kemarin?” Tanya Genevie kepadaku.
“Ya. Dia bilang dia mau mencuci hasil fotonya.”
“Mungkin saja Vampir itu Nomaden.” Seru Sean.
“Tidak, sekolah kita tertutup. Bahkan kalau Vampir masuk ke sekolah kita, satu-satunya jalan untuk ke ruang pencucian adalah lewat ruang rapat antar ketua murid. Dan aku pasti melihatnya.” Castiel ikut memberi pendapat.
“Wait, ruangan apa yang paling dekat dengan ruang pencucian?” tanyaku.
“Tata usaha..” Jawab mereka berbarengan..

(To Be continued..)

*Syalalala ~(`3`~) ~(`3`)~ (~`3`)~ XD
*Nep, jahat amat sama saye T_T hiksss L((( XD
*No Comment Egen u.u XD
<3 The Lion Hawk : A Wimpy Family, Bab 5 <3