Young Gregory—Kulihat Cyntia dan Jessie sedang susah payah untuk
membawa sesuatu. Aku tak tahu apa itu. Jadi kubuntuti mereka sampai aku berada
disebuah tempat yang agak tersembunyi. Tapi, kalau dipikir dua kali, buat apa
aku membututi mereka? Aku kembali ke kelas, menyimpan tasku dan menemukan
Eshtell tanpa Dominique. Dimana dia?
“Hei, Esh. Kau
tak bersama Dominique?”
“Hah? Bukannya
dia bersamamu?!” Ucap Eshtell terkejut. Jangan-jangan..
Aku menarik
Eshtell ke tempat dimana Adele dan Jessie berada. Eshtell juga sepertinya sudah
mengerti jalan pikiranku. Tepat saat itu juga Mrs.Edmunds datang kepada kami.
“Ada apa Greg, Eshtell?”
“Sepertinya
Dominique Sedang disiksa oleh Holly, Mrs.Edmunds.” ucap Eshtell Khawatir.
Mrs.Edmunds, yang bisa kami sebut juga sebagai sahabat kami juga, ikut bersama
kami ketempat Cyntia dan Jessie tadi. Saat kami masuk kedalamnya, dan memang
benar. Itu dominique! Dia sedang disiksa! Holly sedang berusaha untuk
menggunting rambut Dominique!
“Ms.Nevera, dan
yang lainnya. Ikut bersamaku, sekarang!” teriak Mrs.Edmunds.
Dominique—Genevie dan Castiel mencoba membaca pikiran petugas
Tata usaha paruh baya itu. Tapi, yang ada mereka malah mendapat kekosongan. Apa
mungkin lelaki paruh baya itu benar-benar Vampir?
“Kita buktikan
nanti saja Genevie.” Kata Castiel mengakhiri kegilaan mereka. “Lagi pula aku
dan Daniella akan rapat ketua murid lagi. Dan lebih baik kalian juga bikin
strategi.”
“Baiklah. Domi,
pulang sekolah nanti, kita akan keruang potografer. Laine, Genevie, kalian
urusi pembunuhan ini di ruang Journalis. Szeva, Roxie, dan Allena, kalian latih
dulu anak-anak kelas Drama. Dan Rafael, Sean, kalian lebih baik Latihan
Basket.” Seru Veruca.
“Wait. Castiel,
Alletha, dan Daniella?” Tanyaku penasaran.
“Castiel ketua
untuk angkatan kelas Delapan Domi. Alletha Wakil untuk angkatan kelas tujuh. Sedangkan
Daniella Wakil ketua murid.” Seru Veruca. “Well,
kebanyakan Pemegang ketua dan Wakil untuk setiap kelas dan Ekstrakulikuler
adalah anak-anak The Lion Hawk. Dalam pemilihan suara, Mereka selalu memilih
kami. Rafael, Dia pelatih untuk Basketball’s Class. Sedangkan Sean, Dia Kaptennya.
Edelaine dan Genevie asisten untuk kepala Editor. Dan Daniella, kau tau, Dia
kepala Editor untuk Journalist’s Class. Szevarine, Dia bisa dibilang Asisten
sutradara, dan Sutradara untuk Drama’s Class adalah Mrs.Woddy. Roxanne dan Allena
asisten penulis naskah.”
“dan kau,
Veruca?”
“Aku? Aku hanya
Potografer. Kita potografer, Dom. Kau pengganti Sasha. Verona, karena dia Netra,
dia suka ikut denganku ke ruang potografer. Hanya duduk dan menemaniku saja.”
“Sudah. Lebih
baik kita kembali kekelas masing-masing sekarang.” Geram Genevie. “Ingat
baik-baik strategi yang tadi Veruca bilang pada kalian. Sekarang, keluar dari
Kamar mandi ini. Aku Muak. Oh ya, Castiel, Rafael, Bawa Mayat Sasha keruang usaha
kesehatan sekolah. Biar Mr.Longgbottom mengurus dia.”
“Hei, Dom. Lebih
baik sekarang kita bikin rencana untuk memancing kepala tata usaha itu.
Berdua.” Seru Veruca padaku. Aku mengangguk padanya.
Gale—“Lebih baik kau menjadi guru Privat, Cesie.” Saranku.
“Jangan pernah
panggil aku dengan sebutan itu!” Teriaknya. Dari ambang telepon.
“Baiklah. Maaf,
sayang. Aku menemukan Informasi bahwa salah satu dari anak Cullen Junior
memiliki sekolah Privat. Di La Push, Clearwater’s Music Studio.”
“Clearwater’s
Music Studio? Nama yang Bodoh. Sebodoh mereka.” Tawa Cressida menggetarkan
Telepon. “Baiklah. Aku akan berusaha untuk melamar pekerjaan disitu. Bipp—”
..Klingg… kudengar suara pintu dibuka. Buru-buru aku menutup teleponku dan
melihat siapa itu.
“Permisi, Sir.
Aku lupa Nomor Lokerku.” Sambut Gadis itu.
“Baiklah. Siapa
namamu?”
“Kau lupa?
Kemarin kau mengenalku. Dominique Lahote.” Ucap gadis itu menumpukan tangannya
diatas meja ruang tata usaha sembari menatapku. Oh Well, Aku sungguh ingat.
Yang harus kutunggu hanya 2 anak The Lion Hawk yang masih ada di Volterra.
Kalau mereka sudah ada disini, maka saat itulah kami beraksi.
“Oh, maafkan
saya Ms.Lahote. saya kadang lupa siapa anda. Nomor Lokermu 83.”
“Baiklah. Terima
kasih.” Klinggg suara lonceng pintu
terdengar. Gadis itu keluar.
Kringgg.. suara teleponku berbunyi, kuangkat telepon itu. “Halo?”
“Kami berhasil.
Aku berhasil memasuki Sekolah Privat ini. Selanjutnya, yang harus kulakukan
hanyalah menunggu anak Cullen Junior itu keluar.”
“Baik. Kerja
yang bagus.”
“aku butuh kau,
sekarang. Bippp—”
Raut Wajahku
berubah menjadi diriku lagi, dan aku mengubah diriku menjadi Roh yang kasat
mata. Tak bisa dilihat oleh semua orang. Kecuali anak Indigo tentunya.
Dominique—aku berhasil mengambil lembar
identitas si petugas tata usaha itu saat dia tak memerhatikanku di meja tadi. Veruca
sudah menungguku diambang pintu tata usaha. Kami berjalan ke Ruang Potografer,
bersama Verona juga tentunya. Ruang
potografer dan Pencucian tepat disebelah ruang Tata Usaha. Hanya, ruangan ini
agak terpojok. Jadi tak begitu kelihatan. Veruca memberiku tanda pengenal dan
mengkalungkan tanda pengenal itu dileherku.
“Wait, Kenapa
bisa ada fotoku?” tanyaku.
“aku dapat dari
kameranya Sasha.”
Segalanya
tentang Potografer ada disini. Kalau segalanya ada disini, mengapa semua anak
La Push reservation tak ada yang mau jadi potografer?
Aku sengaja akan
membuka lembar identitas si petugas tata usaha itu. Tapi Veruca mencengahku.
Dia bilang, lebih baik jangan disekolah ini, CCTV ada dimana-mana, jadi mungkin saja petugas tata usaha bisa
‘ngeh’ kalau lembar identitasnya sudah tak ada dimejanya lagi.
“Hei, aku ingin tau bagaimana hasil Fotomu, Ini.” Ucap Veruca sembari
memberikan Kameranya padaku.
“Baiklah..”
Taman sekolah menjadi Objekku kali ini. Klik. Klik. Klik.
Oke. Karena ini permulaan, mungkin cukup.
***
“Hei, Veruca. Ini Hasilku.”
“Hei, Ini menakjubkan!” Teriak Veruca. “Bagaimana kau bisa
melakukannya?!”
“Jika Cahaya Matahari, Cukup kurangi saja Kontrasnya.” Veruca
melihat-lihat semua hasil fotoku. Wait, ada satu foto yang membuat aku tak
berhenti menatapnya. “Tunggu Ver. Coba kembali ke Foto yang sebelumnya.”
Veruca menuruti perintahku. Itu, kenapa tepat disisi pintu belakang
ruang tata usaha, yang langsung terhubung ketaman Sekolah, ada sesosok bayangan
Putih melayang.
“Menurutmu, apa ini?” Tanyaku pada Veruca sembari menunjukkan kearah
bayangan putih tersebut.
“Mungkin hanya secercah cahaya, Dom.”
“Tak mungkin secercah Cahaya bisa seperti ini. Ini seperti Roh.”
“Roh?” Tanya Veruca tak percaya. “Maksudmu?”
“Aku sering melihat Roh. Well,
teman-temanku sering menyebutku Indigo, tapi kata Aunt Kathleen itu turunan
langsung dari kakek-kakek buyutku. Dan roh yang satu ini mirip seperti roh yang
pernah kulihat di Westmore, Missouri.” Aku memang pernah melihat roh itu. Roh
yang membuat kaka Holly sampai tidak sadarkan diri.
“Bagaimana kalau Roh itu adalah Petugas tata usaha?” Ucap Verona
mengikuti Obrolan. Seketika kami diam sejenak. Roh, tepat di pintu belakang
Tata usaha. Mungkin saja!
“Hey, apakah mungkin Vampir bisa berubah menjadi Roh?” tanyaku bingung.
“Mungkin saja. Aku pernah bertemu dengan Vampir Nomaden di Hutan saat
sedang berburu dengan Mom. Mom dan Vampir Nomaden itu berbicara selayaknya
teman lama. Lalu si Vampir itu bilang ‘‘aku bisa berubah menjadi Roh’’ mom yang
seketika terkejut bertanya apakah itu bakatnya, dan dia Bilang ‘Ya’.” Geram
Veruca.
“Ayo kita ke ruang tata usaha.”
Dan memang benar, petugas paruh baya itu sudah tak ada diruangan tata
usaha. Kami yakin bahwa dialah yang membunuh Sasha dan dia adalah Vampir. Kami
sepakat untuk menunggu yang lain ditaman sekolah.
Annabeth—Kemunculan 2
orang asing untuk mendaftar sebagai guru disini sangat mencurigakan. Walaupun
aku sudah bilang pada Mrs.Smith untuk menolak mereka, Mereka tetap ingin bertemu
denganku. Dan ini aneh, kau tau itu.
Saat aku bertemu mereka, kulihat wanita berambut Cokelat yang sepantar
denganku tersenyum padaku.
“Bisa saya bantu?” tanyaku.
“Ya. Saya ini ingin menjadi Guru Privat disekolah anda.” Ucap Wanita
itu.
(To Be continued..)
*sama kaya Zara dong, bisa liat *Something* o.O XD
*No comment Egen From me u.u XD