Saturday, December 22, 2012

You Only Life Once


Sinar matahari keluar dari celah jendela yang tak tertutup gorden kamarku. Ahh shit, pasti sekarang sudah pagi.

Ini hari pertama aku sekolah di Edmond High School International, salah satu sekolah terbesar dan termegah di kota Edmond, Okhlahoma. Aku bisa dibilang anak nomaden, karena hidupku berpindah-pindah terus. Tapi aku berkebangsaan indonesia, hanya saja hidupku penuh dengan bisnis papa dan mama. Sebenarnya cukup berat untukku, karena.. Aku tak bisa mengingat masa laluku.
"Bangun sayang. Kamu ga mau telat sekolah, kan?" Kata mama sembari mengetuk pintu kamarku.
"Iya ma. Aku udah bangun kok." Jawabku. Buru-buru aku berlari ke kamar mandiku.


***

"Mama bakalan pulang malam. papa juga. Kamu gapapa sendiri disini?" Tanya mama saat aku sampai di meja makan. Saat ini Mamaku berkerja sebagai produser rekaman di salah satu studio besar di OK. Sedangkan papa manager salah satu perusahaan terbesar di Dunia. 
"Hemmm.." Jawabku tak berespon.
"Kamu bisa nanti tidur sendiri?"
"Hemmmmm...." Jawabku tak berespon lagi.
"Beneran?" Goda mama.
"Hmmmmmm.........."
"(YN) jawab dong.." Tanya mama kesal.
"Mama. Aku udah 15 tahun, aku bisa sendiri." Mama hanya tersenyum dengan jawabanku.
"Yaudah sana kamu pergi kesekolah, ini hari pertamamu kan? Jaga diri disana baik-baik ya.." Kata papa.
"Iya pa. Ayo ma.."


@Edmond High School International 
"Mama cuma anterin kamu sampai Ruang Tata Usaha ya. Soalnya lagi buru-buru. Kamu bisakan ke kelasnya sendiri?"
"Oke :)"
Mama pergi ke ruang tata usaha untuk mengambil semua data-dataku. Mengambil sebagian buku untuk dipakai sekarang, dan mengambil jadwal pelajaran dan daftar kelasku.

"Jaga diri ya. I love you." Dan mama pergi. Aku masih terus mencari kelas pertamaku. Biologi. Sampai.. Sekelompok orang berjalan mendekatiku.

"Hey, new girl, right?" Tanya seorang cowok kepadaku.
"Yep." Jawabku.
"Butuh tumpangankah?..." Tanya yang lain. Sontak kukira mereka memang mengajakku berkenalan. Ternyata mereka ingin menjahiliku! Mereka mendorongku hingga terjatuh ke lantai. Mereka tertawa bahagia melihatku merintih kesakitan sambil pergi meninggalkanku. Lutut kiriku berdarah.. Oh tuhan..

Lagi. Langkah kaki, hanya seorang, kembali kesini, mendatangiku. Jangan bilang kalau itu... Itu orang yang mau menyiksaku lagi. Aku melihat sepatunya, Converse hitam. Lama kelamaan dia lebih mendekatiku, makin dekat, makin dekat. Dan akhirnya berhenti didepanku. Aku tak bisa melihat mukanya. 

"Kamu gapapa?" Tanyanya. Seorang pria.
"Lututku berdarah.." Isakku. Dia berjongkok. Dan sekarang aku bisa melihat mukanya. Mata cinnamon dengan rambut cokelat gelap.
"Maafin temen-temenku ya. Mereka emang suka gitu sama anak baru. Yaaa tapi aku yang suka bantu mereka kalau lagi diganggu temen-temenku. Hehe. Ayo, aku antar kamu ke UKS :)" dia membantuku berdiri, membopongku ke UKS.
"Ah, sial banget sih aku. Padahal ini hari pertamaku disini. Kok udah sial lagi ya -_-"
"Yaudah sih -_- ntar aku tinggal bilang ke temen-temenku buat ga ganggu kamu. Aku siap kok buat jagain kamu :)"
'Aku siap kok buat jagain kamu :)' itu satu adalah satu kalian yang ga pernah aku dapat dari siapapun. Siapapun kecuali dia.. yang jelas-jelas belum kenal aku.

"Jadi, siapa namamu?" Tanyaku kemudian.
"Greyson Chance. Panggil aja Greyson." Jawabnya.
"Serasa pernah denger ini nama ._."
"Serasa? -_-"
"Lupain ah. Btw makasih yaa udah bantuin aku :)"
"Anytime, sweety :)"

***

Bel pulang kemudian terdengar. Hari pertamaku usai sudah. Teman-teman Greyson tadi sudah meminta maaf kepadaku. Yaaa walaupun mereka ga terlalu salah ._. Lagian aku juga yang ceroboh :)

Saat aku sampai dirumah. Rumahku sepi. Jadi aku pergi ke sebuah pantai yang dekat dengan rumahku.

Pantainya masih sepi. Oh mungkin memang sepi. Karena cuaca disini agak kurang mendukung. Mendung dengan angin yang berhembus sedikit kencang. Aku terduduk diatas pasir sambil mengamati ombak-ombak yang menyambutku penuh semangat.

Dan inilah permasalahanku, aku tak memakai jaket. Dan aku kedinginan x_x tapi ada seseorang langsung memakaikan jaketnya kepadaku. Orang asing.

"Dingin-dingin kayak gini masih ada yaa orang yg ga pake jaket." Katanya.
"Hehe. Aku lupa :)" jawabku .-.
""Haha. Dan btw, aku belum pernah liat kamu disekitar sini. Baru pindah?"
"Iya. Baru semingguan gitulah. Kamu anak sini?"
"Iya. Well, ga baru juga sih. Hidupku berpindah-pindah." Tiba-tiba dia mengulurkan tangannya. Mengajakku berkenalan. "Aku Sean. Salam kenal ya :)"
"Aku (YN) :) salam kenal :)"

Dan darisitulah kami berbincang-bincang (._. )( ._.)a

***

Ini hari keduaku sekolah, aku jadi tau kalau Sean ternyata satu sekolahan denganku. Dan selama satu bulanan ini Aku dan Sean pun berangkat bersama kesekolah :) kami terlihat dekat. Sangat dekat.

Hari ini, aku sampai disekolah bersama Sean, aku melihat Greyson. Menungguku. Di gerbang sekolah. Tatapannya tajam. And I don't know what happens to him. Dia langsung berlari setelah melihatku dengan Sean. Ini aneh. Aku tak pernah bertemu dengannya belakangan ini.

"Oh Well sean, sampai sini ya :)"
"Iya :)"

Aku langsung berlari mengejar Greyson (Ini sebenernya sinetron ato apa -_-) tapi dia terlalu cepat untuk lari ._.

@Kantin

"Hei Ellena, Greyson mana?" Tanyaku ke salahsatu teman Greyson. Setelah satu bulan ini, aku akhirnya akrab dengan semua teman-teman Greyson. Adaptasiku bisa dibilang sangat cepat.
"Gatau. Daritadi aku ga liat dia :) kenapa (YN) ?"
"Oh. Nothing :)"
"Aku melihatnya ada di danau belakang sekolah :)" kata Castiel.
"Okey. Be right back."

Aku langsung berlari ke arah Danau. And he there. Haha. Terduduk berdiam diri memandang danau. Aku mencoba untuk menghampirinya.

"Hei." Sapaku.
"Hei. Aku tau, kau pasti menemukanku."
"Kamu ngapain disini?"
"Lagi berfikir.."
"Heh?"
"Yep. Aku punya salah satu sahabat. Tapi dia pergi, dan.. Aku yakin, dia pasti tak ingat kepadaku."
Sesaat, aku jadi berfikir bahwa..
"Aku berfikir, bagaimana caranya membuat dia ingat padaku. Aku cuma mau bilang kepadanya.. Bahwa aku mencintainya."
Sesaat, kepalaku penuh dengan masa-masa aneh yang kupikir tak ada hubungannya denganku. Aku pusing. Aku tak bisa berfikir. Tiba-tiba suasana panas menjalar seluruh tubuhku. Darah keluar dari hidungku. Membawaku ke alam tak tersadar.. Tapi aku masih bisa mendengar Greyson meneriaki namaku. Lama-lama dunia menjadi hitam pekat..


Aku perlahan membuka mata, mencoba melihat keadaan sekitar. Semuanya.. Barang-barang di kanan-kiriku. Kasur empuk yang kutiduri. Kuharap ini hanya mimpi. Tak mungkin aku ada di..

"(YN) ?" Ucap seseorang. Suara yang ntah kenapa selalu kurinduin daridulu. Greyson.
"Dimana aku?" Tanyaku.
"Rumah sakit."
Harapanku, ternyata salah. Aku benar-benar ada di rumah sakit.
"What happens to me?"
"Kamu mimisan, lalu pingsan gitu aja. Yaaa aku was-was, aku langsung anter kamu ke rumah sakit." Dia menatapku dalam. Terlalu dalam. Tapi, aku pernah melihat tatapan itu. Ya, aku pernah melihatnya. Bukan saat satu bulan yang lalu. Tapi tatapan Itu ada dalam mimpi kecilku. Atau kupikir kehidupanku.
"(YN) ???!!!!" Teriak seseorang membuyarkan segalanya. Mama.
"Hey mam."
"Kamu kenap—" tiba-tiba mama terdiam. Dia melihat Greyson.
"Oh yeah. Mama, ini Grey—"
"Greyson?" Cetus mama. Wait, mama tau Greyson?!
"Selamat sore tan." Sapa Greyson ({})
"Wait. Darimana mama tau greyson..?"
"Dia...dia..diakan.."
"Aku selalu rekaman di tempat kerja mamamu (:" kata Greyson. Dan mama pun mulai menjelaskan semuanya.. Tapi, diantara penjelasan itu, aku melihat seseorang dibelakang mama.
"Hei." Sapaku padanya.
"Hei :)" sapanya kembali. Sean.
"Oh well, mama sama papa keluar dulu ya. Daritadi dia nungguin terus diluar." Kata mama.
"Oke :)"
"Aku juga. Takutnya ganggu kalian." Cetus Greyson. Dia keluar dan membanting pintu kamar ini.
"Ada apa dengannya?"
"Aku gatau. Yaudah lah biarin :) maaf ya ngerepotin sampe harus kesini segala. Padahal aku gapapa kok."
"Gapapa gimana? Kamu sampe mimisan gitu dibilang gapapa? -_-"
"Hehe ._.v well, thanks ya udah dateng kesini."
"Iya. Well, I need to tell you something."
"Ya?"
"I falling in love with you. And.. I want you to be my Girlfriend."
"Excuse me?"
"Maaf kalo aku lancang."
"No, no. Say again."
"Will you be my girlfriend?"
"Emmm.. I.. I.. Will."
"Thanks." Dia kemudian mengecup keningku. Tapi, mataku kemudian melihat mata seseorang dari balik jendela pintu. Greyson.

***

1 Minggu kemudian..

Aku dan Greyson berjalan di lorong menuju kantin.

"Kamu kenapa ga bilang suka les vokal di kantor mama ku?" Tanyaku.
"Kamu ga nanya." Candanya.
"Grey -_____-" teriakku. Kami terhenti. Ada seseorang menungguku 50 meter dari sini. Sean.
"Well, longlast sama sean ya. Aku pergi dulu."
"Iya haha. Makasih :)"
Greyson memberiku senyuman simpul. Tapi terlihat dibalik senyumannya, ada rasa kekecewaan.

"Hai sean:)" sapaku saat sampai kearahnya.
"Hai. Emm, aku harus berbicara denganmu. Ikut aku ke danau yu."
Dia menggiringku ke danau di belakang sekolah.
"Jadi?"
"You know I love you."
"So?"
"But... I can't do this, (YN)." Tiba-tiba awan mendung mulai datang diatasku.
"What?"
"Aku harus pindah. Kamu ingetkan waktu pertama kali kita ketemu. Hidupku berpindah-pindah. Aku harus pindah, (YN). Dan aku ga akan pernah kembali ke OK."
"Ok..Okey.."
"We must break up, (YN). I'm sorry. But I love you." Hujan kecil mulai berjatuhan seiring air mataku.
"Okey."
"I'm so sorry. I love you." Dia mengecup keningku, dan meninggalkanku. Aku terjatuh, dan hujan mulai membesar.
Sesaat aku tak merasakan rintikan hujan diatas kepalaku. Ada seseorang disini. Membawakanku payung. Yeah, Greyson.

"Kamu ngapain disini?" Tanyanya. Aku ingin menjawab. Tapi, setetes cairan merah langsung keluar dari hidungku.
"God, you Bloody again." Dia melempar payungnya dan rela hujan-hujanan demi membopongku keruangan UKS.

@UKS

"Itu hal terbodoh dari hidup lelaki." Sentak Greyson.
"Yaudahlah. Biarin aja."
"Biarin?! Kamu bilang yang kayak gitu biarin?!!"
"Greyson? Kamu kenapa?"
"Nothing."

***

Satu bulan kemudian..

"Kita harus pulang ke Indonesia." Kata papa.
"WHAT?!" Teriakku kaget .-.
"Yep. Papamu udah boleh kerja di Indonesia. Mama sih.. gausah kerja lagi deh. Mama urus kamu aja." Jawab mama.
"Terserah." Tiba-tiba handphone ku berbunyi. Great, ada pesan.

From : Greyson
Meet me at Beach now.

Ada apa greyson? Akhir-akhir ini dia memang jauh dariku. Aku juga gatau apa sebabnya. Segera kubalas pesan itu.

To : Greyson
I'll be there.

Aku langsung menarik jaketku dan berjalan ke arah pantai. Dan ya, dia disana.

"Hei." Sapaku padanya. Akupun duduk disampingnya.
"Aku udah dengar kamu mau pindah ke Indonesia."
"Yep. Kamu kenapa?"
"I just wanna say.. I love you."
"What?"
"Aku tau penyakitmu. Kau pasti lupa siapa aku. Tapi aku engga. Aku selalu ingat kmu, (YN). When we chlid, we always together. But.. Saat penyakit kau tumbuh. Semua kebersamaan lupus. Kau pergi, pulang ke Indonesia. Dan aku disini. Menunggumu. Saat kau jatuh gara-gara teman-temanku, aku langsung memarihi mereka. Kau harus tau. Kau pernah tinggal disini. Kau pasti bingung kenapa mama mu begitu terkenal disini. Karena dia memang tinggal disini. Aku bercerita padamu kan? aku berusaha untuk membuat sahabatku ingat padaku. Aku ingin mengatakan bahwa aku mencintainya. Dan itu kau! Kau harus tau itu."
"Greyson.. Maybe its too late."
"Yeah. Ini sudah terlalu terlambat. Aku ga bisa tunggu waktu yang tepat."

---

"You must promise to me, you want protect me."
"Yeah. I promise to protect you."

---

Kata-kata itu. Aku ingat kalimat itu. Itu bukan percakapan antar kartun disney atau apapun. Itu kalimatku. Aku tau semuanya. Aku ingat semuanya. Semuanya, semua tentang dia. Aku tau sekarang!

"I remeber you." Sesaat aku memecahkan keheingan.
"We must go home, now. Udah malem bgt." Dia menggiringku ke motornya. Tumben bgt dia pake motor.

Motor melaju agak kencang. Dia ngapain sih ngebut-ngebut.
"Greyson, Jangan ngebut ih."
"Diem ah. Tutup matamu dan pegang aku lebih erat."
"Okey." Sesaat aku menutup mataku. Dan memegang dia lebih kencang.


Keesokannya..
Aku membuka mataku. Melihat langit-langit rumah. Wait.. Ini bukan langit-langit rumah. Aku buru-buru melihat ke arah kanan-kiriku. Melihat tempat tidurku. Dan memang, tanganku sedang diinfus. God! Aku dirumah sakit!

Aku langsung melihat mama dan papa. Melihat Ellena, melihat Castiel. Melihat teman-teman. Mereka menangis.

"Mama.. Ada apa?" Tanyaku tetap tenang.
"Kamu kecelakaan sayang."
"Greyson mana?"
Tak ada yang menjawabku.
"Mam, Greyson mana?"
Mama ga menjawab.
"Guys, Greyson mana?"
Mereka tak menjawab. Tiba-tiba dokter menghampiriku, "ikut dokter yuk. Dokter ambil kursi rodanya dulu ya :)"
Sang Dokter menggiringku keluar dari kamar dan berjalan mengikuti lorong. Dia akhrinya berhenti, lalu memberiku sepuncuk surat?
"Surat apa ini dok?" Tanyaku.
"Ntar ya bacanya. Kamu harus masuk dulu ke kamar ini." Dokter pun mulai mendorong kembali kursi rodaku. Meuju ke tempat tidur seseorang yg sudah.. Sudah.. Sudah tertutup kain putih. Jangan bilang kalau?!!!

"Dokter..." Kataku tak terima.
"Maaf. Kita tak bisa menolongnya. Dia lebih baik mati dan memberikan darahnya untukmu."
Aku langsung memegang roda dan menggerakannya. Aku berhenti dan mencoba untuk membuka kain putih itu. Yeah. Itu Greyson. Tertidur dalam angan-angan mimpinya dengan wajah bahagia yang tersenyum. Ntah kenapa tapi air matakupun jatuh.

"Greyson.." Isakku. "Greyson.. Bangun.."
"Greyson!!!!" Aku langsung mencoba mengoyang-goyangkan badannya. Berharap keajaiban muncul dan dia terbangun. Walapun ini hal bodoh.
"Greyson.."
Aku teringat, di tanganku masih memegang sepuncuk surat. Segera kubuka surat itu, dan mulai membacanya.

Dear (YN),
Yeah. Aku tau aku terlalu bodoh untuk memberi taumu bahwa aku mencintaimu. Kau harus tau, di saat kau terluka, aku selalu berada disisimu. Dan bukan sean. Tapi.. Cinta tak bisa dipaksa ya, aku tau kau pasti memilih dia. Sampai dia meninggalku. Tapi aku selalu ada saat kau sedih dan teruka. Walaupun mungkin kau tak menyadari itu. Kau pasti akan ingat kalimat ini ..

"You must promise to me, you want protect me."
"Yeah. I promise to protect you."

Dan kalimat itulah yg selalu ada dipikiranku selamanya. Kalau kau membaca surat ini saat nafasku sudah berhenti, aku hanya ingin mengatakan.. 143 (:

With Love,

GC

Dan saat itupula mataku menutup dan aku tak sadarkan diri.

***

2 tahun kemudian..

"Hey (YN), tau ga, katanya ada artis baru yang terkenal lewat youtube mau showcase di Indonesia loh." Kata Sivia, teman sekelasku.
"Oh ya? Siapa?" Tanyaku.
"Aku lupa namanya. Change Change gitu lah."
"Namanya aneh -_-"
"Chance, Sivia -_-. Namanya Greyson Chance." Geram Alyssa.
Wait, aku gasalah denger kan?
"Emm, oke. Ayo kita pergi ke showcasernya." Cetusku.

***

Akhirnya kami sampai di Hard Rock Cafe. Kami sepakat untuk membeli air botol minum di supermarket. Saat aku sedang mengambil botol minum di rak, seseorang dari 50 meter jauhnya memandangku. Tatapan yang kurindukan daridulu. Dia tersenyum padaku. Senyuman yang membuatku yakin, kalau itu memang dia. Yeah, Greyson.


------

Epilog :

Greyson P.O.V

"Dia kekurangan banyak darah. Kami tak bisa menolongnya lagi." Kata dokter. Ini salahku. Semuanya salahku. Harusnya aku mendngar nasihatnya. Yatuhan ini salahku!

"Aku! Ambil semua darahku! Aku rela mati untuknya. Aku rela!"
Tiba-tiba semua orang diruangan ini terdiam. Hening. Semua memandangku.
"Anda berugurai, Mr.Chance." Kata salah satu perawat.
"Aku lebih baik mati dan melihat dirinya tersenyum bahagia dari surga. Daripada dia melihatku menangisi dirinya ketika dia sudah disurga."
"Tapi Mr.Chance, anda baru saja keluar dari masalah kritis."
"Tidak. Ambil semua darahku untuknya."
"Anda serius?"
"Ya. Dan.. Untuk terakhir kalinya, please kumohon ambilkan aku selembar kertas dan bolpoin."
"Baik."
Sang perawat pergi dan kembali untuk memberiku kertas dan bolpoin. Aku langsung menuliskan sebuah surat untuk (YN). Well, mungkin beberapa kata maaf dan.. Satu kalimat yang menandakan bahwa aku mencintainya. 143? Yeah. 143.

Setelah selesai menuliskan surat, aku menitipkan kepada dokter. Dan aku siap untuk menukarkan hidupku untuknya. Jarum suntik bius pun mulai menyuntik tanganku dan membuatku tak tersadar.

Aku tiba-tiba melihat secercah cahaya.. Cahaya didalam kegelapan. Cahaya diantar kegelapan bisa dibilang. The Light on the Dark. Dan entah kenapa.. Cahaya itu seolah memanggilku untuk menghampirinya. Tapi, seutas jembatan berada didepanku. Jembatan itu seolah-olah dibuat untuk menantangku agar bisa mencapai cahaya. Aku terus berjalan. Serasa.. Serasa ini dunia ku sendiri. Tapi saat aku sudah berada dipangkal jembatan, sudah berada dekat sekali dengan cahaya, seseorang memanggil namaku. Suara Seseorang yang kucintai. Suara (YN). Aku tau, itu dia. Akupun tersadar, ternyata dia masih membutuhkanku. Jadi, aku saat ini juga harus memilih. Lebih baik mati penasaran karena keberadaan cahaya itu, atau melihat (YN) terus memanggilku sementara aku tenggelam dalam cahaya ini dan tak pernah kembali lagi.

Dan kau tau pasti apa yang akan ku pilih.

Aku langsung berbalik dan berlari ke jembatan, menuju kearahnya. Dan, aku melihatnya, tersenyum melihatku. Dan saat itu pula aku melihat cahaya yang lebih terang dan mengalahkan semua kegelapan yang ada disini. Melihat dokter yang sedang berusaha untuk membangunkan seseorang yang kucintai dari kursi roda.

***

Namaku tiba-tiba meroket sebagai penyanyi muda dari youtube. Ini gara-gara kak Alexa sih -_- dia sengaja merekam perform ku dan menguploadnya ke youtube. Dan kali ini, aku sedang tour asia untuk showcase Album pertamaku. Dan saat ini, tujuanku adalah Indonesia. Tempat seseorang yang kucintai tinggal dan kuharap dia datang di showcase pertamaku.

Aku sampai ditempat showcase. Karena panas teriknya di ibu kota Indonesia ini, dan kemacetannya yang entah kenapa aku aku menyukainya, aku haus dan akupun pergi ke toko swalayan bersama managerku untuk memebli air minum. Saat managerku sedang membayar air minum itu, kulihat 3 orang wanita berjalan dan menghampiri rak botol minum yang berada 50 meter dariku. Aku terpaku pada salah satu wanita, dan saat dia membalikan badan, aku tau itu dia. Dia menatapku, dan aku memberikan senyumanku untuk berharap, bahwa dia yakin, bahwa inilah aku.

-The End-