Sinar
matahari keluar dari celah jendela yang tak tertutup gorden kamarku. Ahh shit,
pasti sekarang sudah pagi.
Ini hari
pertama aku sekolah di Edmond High School International, salah satu sekolah
terbesar dan termegah di kota Edmond, Okhlahoma. Aku bisa dibilang anak
nomaden, karena hidupku berpindah-pindah terus. Tapi aku berkebangsaan
indonesia, hanya saja hidupku penuh dengan bisnis papa dan mama. Sebenarnya
cukup berat untukku, karena.. Aku tak bisa mengingat masa laluku.
"Bangun
sayang. Kamu ga mau telat sekolah, kan?" Kata mama sembari mengetuk pintu
kamarku.
"Iya
ma. Aku udah bangun kok." Jawabku. Buru-buru aku berlari ke kamar mandiku.
***
"Mama
bakalan pulang malam. papa juga. Kamu gapapa sendiri disini?" Tanya mama
saat aku sampai di meja makan. Saat ini Mamaku berkerja sebagai produser
rekaman di salah satu studio besar di OK. Sedangkan papa manager salah satu
perusahaan terbesar di Dunia.
"Hemmm.."
Jawabku tak berespon.
"Kamu
bisa nanti tidur sendiri?"
"Hemmmmm...."
Jawabku tak berespon lagi.
"Beneran?"
Goda mama.
"Hmmmmmm.........."
"(YN)
jawab dong.." Tanya mama kesal.
"Mama.
Aku udah 15 tahun, aku bisa sendiri." Mama hanya tersenyum dengan
jawabanku.
"Yaudah
sana kamu pergi kesekolah, ini hari pertamamu kan? Jaga diri disana baik-baik
ya.." Kata papa.
"Iya
pa. Ayo ma.."
@Edmond High
School International
"Mama
cuma anterin kamu sampai Ruang Tata Usaha ya. Soalnya lagi buru-buru. Kamu
bisakan ke kelasnya sendiri?"
"Oke
:)"
Mama pergi
ke ruang tata usaha untuk mengambil semua data-dataku. Mengambil sebagian buku
untuk dipakai sekarang, dan mengambil jadwal pelajaran dan daftar kelasku.
"Jaga
diri ya. I love you." Dan mama pergi. Aku masih terus mencari kelas
pertamaku. Biologi. Sampai.. Sekelompok orang berjalan mendekatiku.
"Hey,
new girl, right?" Tanya seorang cowok kepadaku.
"Yep."
Jawabku.
"Butuh
tumpangankah?..." Tanya yang lain. Sontak kukira mereka memang mengajakku
berkenalan. Ternyata mereka ingin menjahiliku! Mereka mendorongku hingga
terjatuh ke lantai. Mereka tertawa bahagia melihatku merintih kesakitan sambil
pergi meninggalkanku. Lutut kiriku berdarah.. Oh tuhan..
Lagi.
Langkah kaki, hanya seorang, kembali kesini, mendatangiku. Jangan bilang kalau
itu... Itu orang yang mau menyiksaku lagi. Aku melihat sepatunya, Converse
hitam. Lama kelamaan dia lebih mendekatiku, makin dekat, makin dekat. Dan
akhirnya berhenti didepanku. Aku tak bisa melihat mukanya.
"Kamu
gapapa?" Tanyanya. Seorang pria.
"Lututku
berdarah.." Isakku. Dia berjongkok. Dan sekarang aku bisa melihat mukanya.
Mata cinnamon dengan rambut cokelat gelap.
"Maafin
temen-temenku ya. Mereka emang suka gitu sama anak baru. Yaaa tapi aku yang
suka bantu mereka kalau lagi diganggu temen-temenku. Hehe. Ayo, aku antar kamu
ke UKS :)" dia membantuku berdiri, membopongku ke UKS.
"Ah,
sial banget sih aku. Padahal ini hari pertamaku disini. Kok udah sial lagi ya
-_-"
"Yaudah
sih -_- ntar aku tinggal bilang ke temen-temenku buat ga ganggu kamu. Aku siap
kok buat jagain kamu :)"
'Aku siap
kok buat jagain kamu :)' itu satu adalah satu kalian yang ga pernah aku dapat
dari siapapun. Siapapun kecuali dia.. yang jelas-jelas belum kenal aku.
"Jadi,
siapa namamu?" Tanyaku kemudian.
"Greyson
Chance. Panggil aja Greyson." Jawabnya.
"Serasa
pernah denger ini nama ._."
"Serasa?
-_-"
"Lupain
ah. Btw makasih yaa udah bantuin aku :)"
"Anytime,
sweety :)"
***
Bel pulang
kemudian terdengar. Hari pertamaku usai sudah. Teman-teman Greyson tadi sudah
meminta maaf kepadaku. Yaaa walaupun mereka ga terlalu salah ._. Lagian aku
juga yang ceroboh :)
Saat aku
sampai dirumah. Rumahku sepi. Jadi aku pergi ke sebuah pantai yang dekat dengan
rumahku.
Pantainya
masih sepi. Oh mungkin memang sepi. Karena cuaca disini agak kurang mendukung.
Mendung dengan angin yang berhembus sedikit kencang. Aku terduduk diatas pasir
sambil mengamati ombak-ombak yang menyambutku penuh semangat.
Dan inilah
permasalahanku, aku tak memakai jaket. Dan aku kedinginan x_x tapi ada
seseorang langsung memakaikan jaketnya kepadaku. Orang asing.
"Dingin-dingin
kayak gini masih ada yaa orang yg ga pake jaket." Katanya.
"Hehe.
Aku lupa :)" jawabku .-.
""Haha.
Dan btw, aku belum pernah liat kamu disekitar sini. Baru pindah?"
"Iya.
Baru semingguan gitulah. Kamu anak sini?"
"Iya.
Well, ga baru juga sih. Hidupku berpindah-pindah." Tiba-tiba dia
mengulurkan tangannya. Mengajakku berkenalan. "Aku Sean. Salam kenal ya
:)"
"Aku
(YN) :) salam kenal :)"
Dan
darisitulah kami berbincang-bincang (._. )( ._.)a
***
Ini hari
keduaku sekolah, aku jadi tau kalau Sean ternyata satu sekolahan denganku. Dan
selama satu bulanan ini Aku dan Sean pun berangkat bersama kesekolah :) kami
terlihat dekat. Sangat dekat.
Hari ini,
aku sampai disekolah bersama Sean, aku melihat Greyson. Menungguku. Di gerbang
sekolah. Tatapannya tajam. And I don't know what happens to him. Dia langsung
berlari setelah melihatku dengan Sean. Ini aneh. Aku tak pernah bertemu
dengannya belakangan ini.
"Oh
Well sean, sampai sini ya :)"
"Iya
:)"
Aku langsung
berlari mengejar Greyson (Ini sebenernya sinetron ato apa -_-) tapi dia terlalu
cepat untuk lari ._.
@Kantin
"Hei
Ellena, Greyson mana?" Tanyaku ke salahsatu teman Greyson. Setelah satu
bulan ini, aku akhirnya akrab dengan semua teman-teman Greyson. Adaptasiku bisa
dibilang sangat cepat.
"Gatau.
Daritadi aku ga liat dia :) kenapa (YN) ?"
"Oh.
Nothing :)"
"Aku
melihatnya ada di danau belakang sekolah :)" kata Castiel.
"Okey.
Be right back."
Aku
langsung berlari ke arah Danau. And he there. Haha. Terduduk berdiam diri
memandang danau. Aku mencoba untuk menghampirinya.
"Hei."
Sapaku.
"Hei.
Aku tau, kau pasti menemukanku."
"Kamu
ngapain disini?"
"Lagi
berfikir.."
"Heh?"
"Yep.
Aku punya salah satu sahabat. Tapi dia pergi, dan.. Aku yakin, dia pasti tak
ingat kepadaku."
Sesaat, aku
jadi berfikir bahwa..
"Aku
berfikir, bagaimana caranya membuat dia ingat padaku. Aku cuma mau bilang
kepadanya.. Bahwa aku mencintainya."
Sesaat,
kepalaku penuh dengan masa-masa aneh yang kupikir tak ada hubungannya denganku.
Aku pusing. Aku tak bisa berfikir. Tiba-tiba suasana panas menjalar seluruh
tubuhku. Darah keluar dari hidungku. Membawaku ke alam tak tersadar.. Tapi aku
masih bisa mendengar Greyson meneriaki namaku. Lama-lama dunia menjadi hitam
pekat..
Aku
perlahan membuka mata, mencoba melihat keadaan sekitar. Semuanya..
Barang-barang di kanan-kiriku. Kasur empuk yang kutiduri. Kuharap ini hanya
mimpi. Tak mungkin aku ada di..
"(YN)
?" Ucap seseorang. Suara yang ntah kenapa selalu kurinduin daridulu.
Greyson.
"Dimana
aku?" Tanyaku.
"Rumah
sakit."
Harapanku,
ternyata salah. Aku benar-benar ada di rumah sakit.
"What
happens to me?"
"Kamu
mimisan, lalu pingsan gitu aja. Yaaa aku was-was, aku langsung anter kamu ke
rumah sakit." Dia menatapku dalam. Terlalu dalam. Tapi, aku pernah melihat
tatapan itu. Ya, aku pernah melihatnya. Bukan saat satu bulan yang lalu. Tapi
tatapan Itu ada dalam mimpi kecilku. Atau kupikir kehidupanku.
"(YN)
???!!!!" Teriak seseorang membuyarkan segalanya. Mama.
"Hey
mam."
"Kamu
kenap—" tiba-tiba mama terdiam. Dia melihat Greyson.
"Oh
yeah. Mama, ini Grey—"
"Greyson?"
Cetus mama. Wait, mama tau Greyson?!
"Selamat
sore tan." Sapa Greyson ({})
"Wait.
Darimana mama tau greyson..?"
"Dia...dia..diakan.."
"Aku
selalu rekaman di tempat kerja mamamu (:" kata Greyson. Dan mama pun mulai
menjelaskan semuanya.. Tapi, diantara penjelasan itu, aku melihat seseorang
dibelakang mama.
"Hei."
Sapaku padanya.
"Hei
:)" sapanya kembali. Sean.
"Oh
well, mama sama papa keluar dulu ya. Daritadi dia nungguin terus diluar."
Kata mama.
"Oke
:)"
"Aku
juga. Takutnya ganggu kalian." Cetus Greyson. Dia keluar dan membanting
pintu kamar ini.
"Ada
apa dengannya?"
"Aku
gatau. Yaudah lah biarin :) maaf ya ngerepotin sampe harus kesini segala.
Padahal aku gapapa kok."
"Gapapa
gimana? Kamu sampe mimisan gitu dibilang gapapa? -_-"
"Hehe
._.v well, thanks ya udah dateng kesini."
"Iya.
Well, I need to tell you something."
"Ya?"
"I
falling in love with you. And.. I want you to be my Girlfriend."
"Excuse
me?"
"Maaf
kalo aku lancang."
"No,
no. Say again."
"Will
you be my girlfriend?"
"Emmm..
I.. I.. Will."
"Thanks."
Dia kemudian mengecup keningku. Tapi, mataku kemudian melihat mata seseorang
dari balik jendela pintu. Greyson.
***
1 Minggu
kemudian..
Aku dan
Greyson berjalan di lorong menuju kantin.
"Kamu
kenapa ga bilang suka les vokal di kantor mama ku?" Tanyaku.
"Kamu
ga nanya." Candanya.
"Grey
-_____-" teriakku. Kami terhenti. Ada seseorang menungguku 50 meter dari
sini. Sean.
"Well,
longlast sama sean ya. Aku pergi dulu."
"Iya
haha. Makasih :)"
Greyson
memberiku senyuman simpul. Tapi terlihat dibalik senyumannya, ada rasa
kekecewaan.
"Hai
sean:)" sapaku saat sampai kearahnya.
"Hai.
Emm, aku harus berbicara denganmu. Ikut aku ke danau yu."
Dia
menggiringku ke danau di belakang sekolah.
"Jadi?"
"You
know I love you."
"So?"
"But...
I can't do this, (YN)." Tiba-tiba awan mendung mulai datang diatasku.
"What?"
"Aku
harus pindah. Kamu ingetkan waktu pertama kali kita ketemu. Hidupku
berpindah-pindah. Aku harus pindah, (YN). Dan aku ga akan pernah kembali ke
OK."
"Ok..Okey.."
"We
must break up, (YN). I'm sorry. But I love you." Hujan kecil mulai
berjatuhan seiring air mataku.
"Okey."
"I'm
so sorry. I love you." Dia mengecup keningku, dan meninggalkanku. Aku
terjatuh, dan hujan mulai membesar.
Sesaat aku
tak merasakan rintikan hujan diatas kepalaku. Ada seseorang disini.
Membawakanku payung. Yeah, Greyson.
"Kamu
ngapain disini?" Tanyanya. Aku ingin menjawab. Tapi, setetes cairan merah
langsung keluar dari hidungku.
"God,
you Bloody again." Dia melempar payungnya dan rela hujan-hujanan demi
membopongku keruangan UKS.
@UKS
"Itu
hal terbodoh dari hidup lelaki." Sentak Greyson.
"Yaudahlah.
Biarin aja."
"Biarin?!
Kamu bilang yang kayak gitu biarin?!!"
"Greyson?
Kamu kenapa?"
"Nothing."
***
Satu bulan
kemudian..
"Kita
harus pulang ke Indonesia." Kata papa.
"WHAT?!"
Teriakku kaget .-.
"Yep.
Papamu udah boleh kerja di Indonesia. Mama sih.. gausah kerja lagi deh. Mama
urus kamu aja." Jawab mama.
"Terserah."
Tiba-tiba handphone ku berbunyi. Great, ada pesan.
From :
Greyson
Meet me at
Beach now.
Ada apa
greyson? Akhir-akhir ini dia memang jauh dariku. Aku juga gatau apa sebabnya.
Segera kubalas pesan itu.
To :
Greyson
I'll be
there.
Aku
langsung menarik jaketku dan berjalan ke arah pantai. Dan ya, dia disana.
"Hei."
Sapaku padanya. Akupun duduk disampingnya.
"Aku
udah dengar kamu mau pindah ke Indonesia."
"Yep.
Kamu kenapa?"
"I
just wanna say.. I love you."
"What?"
"Aku
tau penyakitmu. Kau pasti lupa siapa aku. Tapi aku engga. Aku selalu ingat kmu,
(YN). When we chlid, we always together. But.. Saat penyakit kau tumbuh. Semua
kebersamaan lupus. Kau pergi, pulang ke Indonesia. Dan aku disini. Menunggumu.
Saat kau jatuh gara-gara teman-temanku, aku langsung memarihi mereka. Kau harus
tau. Kau pernah tinggal disini. Kau pasti bingung kenapa mama mu begitu
terkenal disini. Karena dia memang tinggal disini. Aku bercerita padamu kan?
aku berusaha untuk membuat sahabatku ingat padaku. Aku ingin mengatakan bahwa
aku mencintainya. Dan itu kau! Kau harus tau itu."
"Greyson..
Maybe its too late."
"Yeah.
Ini sudah terlalu terlambat. Aku ga bisa tunggu waktu yang tepat."
---
"You
must promise to me, you want protect me."
"Yeah.
I promise to protect you."
---
Kata-kata
itu. Aku ingat kalimat itu. Itu bukan percakapan antar kartun disney atau
apapun. Itu kalimatku. Aku tau semuanya. Aku ingat semuanya. Semuanya, semua
tentang dia. Aku tau sekarang!
"I
remeber you." Sesaat aku memecahkan keheingan.
"We
must go home, now. Udah malem bgt." Dia menggiringku ke motornya. Tumben
bgt dia pake motor.
Motor
melaju agak kencang. Dia ngapain sih ngebut-ngebut.
"Greyson,
Jangan ngebut ih."
"Diem
ah. Tutup matamu dan pegang aku lebih erat."
"Okey."
Sesaat aku menutup mataku. Dan memegang dia lebih kencang.
Keesokannya..
Aku membuka
mataku. Melihat langit-langit rumah. Wait.. Ini bukan langit-langit rumah. Aku
buru-buru melihat ke arah kanan-kiriku. Melihat tempat tidurku. Dan memang,
tanganku sedang diinfus. God! Aku dirumah sakit!
Aku
langsung melihat mama dan papa. Melihat Ellena, melihat Castiel. Melihat
teman-teman. Mereka menangis.
"Mama..
Ada apa?" Tanyaku tetap tenang.
"Kamu
kecelakaan sayang."
"Greyson
mana?"
Tak ada
yang menjawabku.
"Mam,
Greyson mana?"
Mama ga menjawab.
"Guys,
Greyson mana?"
Mereka tak
menjawab. Tiba-tiba dokter menghampiriku, "ikut dokter yuk. Dokter ambil
kursi rodanya dulu ya :)"
Sang Dokter
menggiringku keluar dari kamar dan berjalan mengikuti lorong. Dia akhrinya
berhenti, lalu memberiku sepuncuk surat?
"Surat
apa ini dok?" Tanyaku.
"Ntar
ya bacanya. Kamu harus masuk dulu ke kamar ini." Dokter pun mulai
mendorong kembali kursi rodaku. Meuju ke tempat tidur seseorang yg sudah..
Sudah.. Sudah tertutup kain putih. Jangan bilang kalau?!!!
"Dokter..."
Kataku tak terima.
"Maaf.
Kita tak bisa menolongnya. Dia lebih baik mati dan memberikan darahnya
untukmu."
Aku
langsung memegang roda dan menggerakannya. Aku berhenti dan mencoba untuk
membuka kain putih itu. Yeah. Itu Greyson. Tertidur dalam angan-angan mimpinya
dengan wajah bahagia yang tersenyum. Ntah kenapa tapi air matakupun jatuh.
"Greyson.."
Isakku. "Greyson.. Bangun.."
"Greyson!!!!"
Aku langsung mencoba mengoyang-goyangkan badannya. Berharap keajaiban muncul
dan dia terbangun. Walapun ini hal bodoh.
"Greyson.."
Aku
teringat, di tanganku masih memegang sepuncuk surat. Segera kubuka surat itu,
dan mulai membacanya.
Dear (YN),
Yeah. Aku
tau aku terlalu bodoh untuk memberi taumu bahwa aku mencintaimu. Kau harus tau,
di saat kau terluka, aku selalu berada disisimu. Dan bukan sean. Tapi.. Cinta
tak bisa dipaksa ya, aku tau kau pasti memilih dia. Sampai dia meninggalku.
Tapi aku selalu ada saat kau sedih dan teruka. Walaupun mungkin kau tak
menyadari itu. Kau pasti akan ingat kalimat ini ..
"You
must promise to me, you want protect me."
"Yeah.
I promise to protect you."
Dan kalimat
itulah yg selalu ada dipikiranku selamanya. Kalau kau membaca surat ini saat
nafasku sudah berhenti, aku hanya ingin mengatakan.. 143 (:
With Love,
GC
Dan saat
itupula mataku menutup dan aku tak sadarkan diri.
***
2 tahun
kemudian..
"Hey
(YN), tau ga, katanya ada artis baru yang terkenal lewat youtube mau showcase
di Indonesia loh." Kata Sivia, teman sekelasku.
"Oh
ya? Siapa?" Tanyaku.
"Aku
lupa namanya. Change Change gitu lah."
"Namanya
aneh -_-"
"Chance,
Sivia -_-. Namanya Greyson Chance." Geram Alyssa.
Wait, aku
gasalah denger kan?
"Emm,
oke. Ayo kita pergi ke showcasernya." Cetusku.
***
Akhirnya
kami sampai di Hard Rock Cafe. Kami sepakat untuk membeli air botol minum di
supermarket. Saat aku sedang mengambil botol minum di rak, seseorang dari 50
meter jauhnya memandangku. Tatapan yang kurindukan daridulu. Dia tersenyum
padaku. Senyuman yang membuatku yakin, kalau itu memang dia. Yeah, Greyson.
------
Epilog :
Greyson
P.O.V
"Dia
kekurangan banyak darah. Kami tak bisa menolongnya lagi." Kata dokter. Ini
salahku. Semuanya salahku. Harusnya aku mendngar nasihatnya. Yatuhan ini
salahku!
"Aku!
Ambil semua darahku! Aku rela mati untuknya. Aku rela!"
Tiba-tiba
semua orang diruangan ini terdiam. Hening. Semua memandangku.
"Anda
berugurai, Mr.Chance." Kata salah satu perawat.
"Aku
lebih baik mati dan melihat dirinya tersenyum bahagia dari surga. Daripada dia
melihatku menangisi dirinya ketika dia sudah disurga."
"Tapi
Mr.Chance, anda baru saja keluar dari masalah kritis."
"Tidak.
Ambil semua darahku untuknya."
"Anda
serius?"
"Ya.
Dan.. Untuk terakhir kalinya, please kumohon ambilkan aku selembar kertas dan
bolpoin."
"Baik."
Sang
perawat pergi dan kembali untuk memberiku kertas dan bolpoin. Aku langsung
menuliskan sebuah surat untuk (YN). Well, mungkin beberapa kata maaf dan.. Satu
kalimat yang menandakan bahwa aku mencintainya. 143? Yeah. 143.
Setelah
selesai menuliskan surat, aku menitipkan kepada dokter. Dan aku siap untuk
menukarkan hidupku untuknya. Jarum suntik bius pun mulai menyuntik tanganku dan
membuatku tak tersadar.
Aku
tiba-tiba melihat secercah cahaya.. Cahaya didalam kegelapan. Cahaya diantar
kegelapan bisa dibilang. The Light on the Dark. Dan entah kenapa.. Cahaya itu
seolah memanggilku untuk menghampirinya. Tapi, seutas jembatan berada
didepanku. Jembatan itu seolah-olah dibuat untuk menantangku agar bisa mencapai
cahaya. Aku terus berjalan. Serasa.. Serasa ini dunia ku sendiri. Tapi saat aku
sudah berada dipangkal jembatan, sudah berada dekat sekali dengan cahaya,
seseorang memanggil namaku. Suara Seseorang yang kucintai. Suara (YN). Aku tau,
itu dia. Akupun tersadar, ternyata dia masih membutuhkanku. Jadi, aku saat ini
juga harus memilih. Lebih baik mati penasaran karena keberadaan cahaya itu,
atau melihat (YN) terus memanggilku sementara aku tenggelam dalam cahaya ini
dan tak pernah kembali lagi.
Dan kau tau
pasti apa yang akan ku pilih.
Aku
langsung berbalik dan berlari ke jembatan, menuju kearahnya. Dan, aku
melihatnya, tersenyum melihatku. Dan saat itu pula aku melihat cahaya yang
lebih terang dan mengalahkan semua kegelapan yang ada disini. Melihat dokter
yang sedang berusaha untuk membangunkan seseorang yang kucintai dari kursi
roda.
***
Namaku
tiba-tiba meroket sebagai penyanyi muda dari youtube. Ini gara-gara kak Alexa
sih -_- dia sengaja merekam perform ku dan menguploadnya ke youtube. Dan kali
ini, aku sedang tour asia untuk showcase Album pertamaku. Dan saat ini,
tujuanku adalah Indonesia. Tempat seseorang yang kucintai tinggal dan kuharap
dia datang di showcase pertamaku.
Aku sampai
ditempat showcase. Karena panas teriknya di ibu kota Indonesia ini, dan
kemacetannya yang entah kenapa aku aku menyukainya, aku haus dan akupun pergi
ke toko swalayan bersama managerku untuk memebli air minum. Saat managerku
sedang membayar air minum itu, kulihat 3 orang wanita berjalan dan menghampiri
rak botol minum yang berada 50 meter dariku. Aku terpaku pada salah satu
wanita, dan saat dia membalikan badan, aku tau itu dia. Dia menatapku, dan aku
memberikan senyumanku untuk berharap, bahwa dia yakin, bahwa inilah aku.
-The End-